KabarMalaysia.com – KUALA LUMPUR, Pada Hari Kamis (29/11/2024), Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau berperan aktif dalam memperkenalkan beragam produk makanan khas Indonesia pada ajang Regatta Lepa ke-29 yang digelar di Semporna, Sabah, Malaysia.
Kegiatan ini berlangsung pada 23-24 November 2024 dan dibuka secara resmi oleh Menteri Pelancongan, Kebudayaan, dan Alam Sekitar Negeri Sabah, Christina Liew.
Menurut Konsul RI Tawau Aris Heru Utomo, keterlibatan KRI Tawau dalam ajang tahunan tersebut bertujuan memperluas penetrasi produk-produk Indonesia di pasar Sabah.
“Produk makanan Indonesia sudah cukup dikenal dan diminati masyarakat Sabah. Pembelian selama pameran juga menunjukkan antusiasme yang tinggi,” ungkapnya dalam keterangan resmi yang diterima pada Rabu (27/11/2024).
Dalam pameran ini, KRI Tawau menghadirkan berbagai produk makanan unggulan Indonesia, seperti:
– Mi instan,
– Wafer,
– Kopi,
– Aneka keripik,
– Teh dan teh botol,
– Kecap, saus botol,
– Susu botol,
– Yoghurt.
Selain itu, KRI Tawau juga mendorong masuknya produk olahan ayam beku dan makanan lain dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia ke pasar Sabah.
Beberapa produk UMKM asal Kalimantan Utara (Kaltara) kini mulai hadir di sejumlah toko di wilayah Tawau dan sekitarnya.
“Malaysia merupakan salah satu tujuan utama ekspor Indonesia. Oleh karena itu, upaya membuka lebih banyak toko-toko produk Indonesia di wilayah kerja KRI Tawau, termasuk Tawau, Kunak, Kalabakan, Lahad Datu, dan Semporna, menjadi langkah strategis dalam memperkuat kinerja perdagangan,” ujar Aris Heru Utomo.
Sejauh ini, banyak toko di Tawau yang secara khusus menjual produk-produk makanan Indonesia, baik melalui jalur perbatasan Tawau-Nunukan maupun distribusi melalui Kuala Lumpur.
Langkah ini dianggap krusial untuk mempertahankan daya saing produk Indonesia di tengah ketatnya kompetisi di pasar internasional.
Regatta Lepa merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah Semporna untuk memperkenalkan budaya dan tradisi masyarakat Bajau, suku asli yang dikenal dengan keahlian mereka dalam membuat perahu tradisional, atau lepa.
Selain parade perahu tradisional, kegiatan ini juga menampilkan **pameran produk UMKM serta pertunjukan seni dan budaya.
Keterlibatan Indonesia dalam acara ini tidak hanya sebatas diplomasi ekonomi, tetapi juga promosi budaya. KRI Tawau mempersembahkan Tari Medley Nusantara, yang dibawakan oleh guru dan siswa dari Community Learning Center (CLC) Tawau.
Tarian ini memadukan gerakan dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, serta menampilkan jurus-jurus pencak silat.
“Melalui Tari Medley Nusantara, kami ingin menggambarkan pesan persatuan, keragaman, dan kebanggaan terhadap budaya Indonesia,” tutur Aris.
Konsul RI Tawau menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung UMKM Indonesia menembus pasar internasional, khususnya Sabah.
Dengan memanfaatkan acara-acara seperti Regatta Lepa, UMKM Indonesia dapat memperluas jaringan distribusi dan meningkatkan daya saing produk mereka.
Langkah KRI Tawau sejalan dengan strategi nasional untuk menggenjot ekspor nonmigas, khususnya ke pasar negara tetangga. “Kami berkomitmen aktif melakukan diplomasi ekonomi melalui pameran dan promosi. Hal ini juga menjadi peluang besar untuk mempererat hubungan bilateral Indonesia-Malaysia, terutama di wilayah perbatasan,” jelasnya.
Partisipasi Indonesia dalam Regatta Lepa ke-29 tidak hanya berhasil mempromosikan produk makanan Indonesia tetapi juga memperkuat citra positif bangsa di mata masyarakat Sabah.
Dengan meningkatnya minat terhadap produk-produk Indonesia, khususnya di sektor makanan, diharapkan kerja sama ekonomi kedua negara semakin erat dan saling menguntungkan.
Melalui pendekatan yang menggabungkan diplomasi ekonomi dan budaya, KRI Tawau menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk terus meningkatkan ekspornya ke Malaysia dan memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara.