KabarMalaysia.com — Petronas, raksasa energi asal Malaysia, terus mengukuhkan posisinya di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia. Kiprahnya semakin menonjol dengan pengelolaan sebelas wilayah kerja (WK) migas yang tersebar di berbagai kawasan strategis Tanah Air.
Mohd Redhani Abdul Rahman, Vice President of International Assets Upstream Petronas, menyatakan bahwa perusahaan mulai menapakkan kaki di Indonesia sejak tahun 2000 melalui pengelolaan Blok Ketapang yang berada di lepas pantai Jawa Timur.
“Sejak saat itu, keterlibatan kami tak pernah surut. Hari ini kami telah mengelola sembilan kontrak kerja sama (Production Sharing Contract/PSC), yang separuhnya sudah dalam tahap produksi dan sisanya masih pada fase eksplorasi,” ungkap Redhani dalam forum energi The 49th IPA Convex 2025 di ICE BSD, Rabu (21/5/2025).
Ia menambahkan, ekspansi belum berhenti. Hari ini juga, dua kontrak kerja sama tambahan akan diteken, menjadikan total pengelolaan Petronas di Indonesia mencapai sebelas PSC.
Salah satu kontrak terbaru itu mencakup kolaborasi dengan Pertamina Hulu Energi (PHE) di Blok Binaiya, serta kerja sama tripartit dengan SK Earthon dan INPEX di Blok Serpang.
“Dengan dua kontrak baru ini—Binaiya dan Serpang—kami resmi mengelola sebelas PSC di Indonesia,” ujarnya tegas.
Petronas juga memperluas aktivitas eksplorasi ke wilayah Indonesia timur. Di Blok Masela yang terletak di Maluku, perusahaan memegang 15 persen hak partisipasi (Participating Interest/PI). Sementara di Blok Bobara yang berada di Papua Barat, Petronas menggandeng TotalEnergies dan PHE untuk mengembangkan potensi migas laut dalam.
“Bobara, yang kami tandatangani tahun lalu, akan menjadi salah satu PSC deepwater pertama yang aktif di Indonesia. Kami berharap dari sinilah berbagai peluang baru di wilayah timur akan mulai terbuka,” terang Redhani.
Hingga kini, total produksi Petronas dari seluruh asetnya di Indonesia mencapai sekitar 15 ribu barel minyak per hari (bph). Kontribusi tersebut diharapkan dapat menopang permintaan energi nasional, khususnya di kawasan timur Jawa Timur.
Redhani pun mengungkapkan ambisi selanjutnya: Blok Hidayah, yang baru saja dimasuki Petronas, ditargetkan mulai berproduksi pada akhir 2027 dengan capaian produksi hingga 30 ribu bph.
“Kami sangat optimistis. Hidayah kami proyeksikan sebagai blok strategis yang akan memproduksi hingga 30 ribu barel per hari. Selain itu, kami juga tengah membidik proyek gas baru di Jawa Timur yang dapat menyuplai sekitar 50 MMSCFD ke kawasan timur provinsi tersebut,” pungkasnya.
Dengan strategi ekspansi yang kian terarah dan kolaborasi lintas negara yang intensif, Petronas tampaknya tak hanya memperluas portofolio energi, tetapi juga mempertegas peran strategisnya dalam dinamika energi Indonesia ke depan.