KabarMalaysia.com — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan kembali komitmen ASEAN terhadap sistem perdagangan yang terbuka, adil, dan berbasis aturan di tengah meningkatnya fragmentasi global dan ketegangan geopolitik. Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan khusus dalam edisi ke-22 Dialog Shangri-La di Singapura, Sabtu (31/5).
Dalam forum strategis pertahanan dan keamanan terbesar di kawasan Asia tersebut, Anwar menekankan bahwa menjaga otonomi ASEAN bukan berarti menolak keterlibatan dari kekuatan eksternal, melainkan memperkuat posisi internal kawasan. “Ini bukan tentang menolak pihak lain,” ujarnya, “melainkan tentang memperkuat diri kita sendiri.”
Ia juga menyinggung hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang digelar awal pekan ini di Kuala Lumpur, di mana para pemimpin kawasan menyuarakan kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan unilateral, tarif balasan, dan fragmentasi ekonomi global. “Kami memperingatkan akan bahaya tindakan unilateral dan konsekuensi dari meningkatnya ketegangan global yang memecah pasar dunia,” kata Anwar.
Menurutnya, keterbukaan ekonomi justru menjadi fondasi utama dalam menciptakan keseimbangan — baik antara negara-negara maupun di dalam negeri masing-masing. Hal ini, tambahnya, menjadi penting dalam menghadapi persoalan sosial yang kian mendesak seperti kemiskinan, ketimpangan, dan kesenjangan digital.
Anwar juga menyoroti pentingnya menciptakan pasar yang saling terbuka. “Pasar yang terbuka menciptakan bentuk keterbukaan timbal balik yang mendorong kehati-hatian, bukan konfrontasi,” ucapnya.
Dialog Shangri-La tahun ini, menurut Kementerian Pertahanan Singapura, dihadiri oleh delegasi dari 47 negara. Tercatat lebih dari 40 menteri, 20 panglima angkatan bersenjata, puluhan pejabat senior bidang pertahanan, serta sejumlah akademisi dan pemikir strategis turut ambil bagian dalam forum tiga hari tersebut.