KABARMALAYSIA.COM — Sebanyak 48.000 dari 122.062 murid Tahun Satu yang sebelumnya belum mampu membaca kini telah menunjukkan kemampuan literasi dasar berkat Program Intervensi Kurikulum yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) sejak Maret tahun lalu. Program ini bertujuan untuk memastikan setiap murid memperoleh keterampilan membaca, menulis, dan menghitung (3M) agar mereka tidak tertinggal dalam proses pembelajaran.
Timbalan Ketua Pengarah Pendidikan, Dr. Rusmini Ku Ahmad, mengungkapkan bahwa melalui program ini, guru-guru diberikan peran aktif dalam membimbing murid-murid yang mengalami kesulitan membaca akibat berbagai faktor seperti kurangnya akses pendidikan pra-sekolah, lingkungan belajar yang tidak kondusif, serta keterbatasan sumber daya di rumah. Intervensi ini diterapkan melalui metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan adaptif sesuai dengan kebutuhan murid.
“KPM sangat menekankan pentingnya pendidikan untuk semua. Oleh karena itu, kami telah mengembangkan berbagai kebijakan dan pedoman yang bertujuan untuk mempersempit kesenjangan pendidikan dan mengurangi angka keciciran,” ujarnya dalam konferensi pers setelah peluncuran Program Anak Kita: SPM 2025 di Perlis.
Acara peluncuran tersebut dirasmikan oleh Raja Muda Perlis, Tuanku Syed Faizuddin Putra Jamalullail. Turut hadir dalam kesempatan tersebut adalah Raja Puan Muda Perlis, Tuanku Dr. Hajah Lailatul Shahreen Akashah Khalil, serta Pengarah Pendidikan Perlis, Rose Aza Che Arifin.
Dalam sambutannya, Dr. Rusmini juga menjelaskan bahwa Program Anak Kita merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung pendidikan yang inklusif dan memberikan peluang setara bagi semua murid, termasuk mereka yang membutuhkan dukungan tambahan dalam pembelajaran. Program ini memberikan bimbingan dan motivasi kepada murid agar lebih percaya diri dalam menghadapi ujian serta meningkatkan keterampilan akademik mereka.
“Kami telah melakukan transformasi pendidikan untuk menciptakan sistem yang lebih adil, inklusif, relevan, dan berdaya saing. Dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai metode pengajaran, program ini mampu meningkatkan minat belajar murid dan mendorong mereka untuk lebih mengeksplorasi ilmu pengetahuan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Rusmini menegaskan bahwa KPM akan terus memperkuat pelaksanaan pendidikan inklusif melalui berbagai program dan kebijakan yang bertujuan memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan berkualitas tanpa hambatan. Beberapa inisiatif yang telah dilakukan termasuk penyediaan modul pembelajaran berbasis digital, peningkatan kapasitas guru dalam metode pengajaran inovatif, serta pengembangan kemitraan dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan program intervensi.
Keberhasilan Program Intervensi Kurikulum ini menjadi bukti nyata bahwa dengan pendekatan yang tepat, anak-anak yang menghadapi tantangan dalam membaca dapat dibantu untuk mencapai potensi mereka secara maksimal. Pemerintah berharap program ini dapat terus diperluas dan diperbaiki agar semakin banyak murid yang mendapatkan manfaat dari pendidikan berkualitas.
Dengan adanya program ini, diharapkan angka keciciran di tingkat dasar dapat terus menurun, sehingga setiap anak di Malaysia memiliki kesempatan yang sama untuk meraih masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan yang merata dan inklusif.