KABARMALAYSIA.COM —Sebuah insiden mengejutkan terjadi di Stasiun LRT Masjid Jamek sore ini, ketika salah satu panel dinding bangunan stasiun runtuh menyusul hujan lebat disertai angin kencang yang melanda kawasan ibu kota. Meski demikian, operator layanan LRT memastikan bahwa tidak ada gangguan terhadap operasional kereta, dan tidak ada korban jiwa dilaporkan.
Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 16.04 waktu setempat itu segera menyita perhatian publik setelah sejumlah foto kerusakan menyebar di media sosial. Dalam beberapa gambar yang diunggah oleh pengguna Facebook bernama Nabil Nazri, tampak jelas bagian dinding stasiun ambruk ke arah dalam, memperlihatkan indikasi bahwa angin kencang kemungkinan besar menjadi faktor penyebab utama keruntuhan tersebut.
Stasiun Masjid Jamek sendiri merupakan salah satu stasiun tersibuk di Kuala Lumpur, berfungsi sebagai titik pertemuan antara Jalur LRT Kelana Jaya dan Ampang/Sri Petaling. Lokasinya berada tepat di atas pertemuan Sungai Klang dan Sungai Gombak, menjadikannya struktur yang berada di atas permukaan sungai dan cukup terpapar terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Dalam pernyataan resminya, Rapid Rail Sdn Bhd, selaku operator layanan LRT, membenarkan terjadinya insiden tersebut.
“Kami mengonfirmasi bahwa salah satu panel dinding bangunan Stasiun Masjid Jamek mengalami keruntuhan pada pukul 16.04 sore ini, bertepatan dengan hujan lebat dan tiupan angin kencang di sekitar lokasi,” demikian isi pernyataan Rapid Rail.
Meski insiden tampak mengkhawatirkan, Rapid Rail memastikan bahwa struktur utama stasiun tidak terdampak dan tetap aman digunakan. “Layanan kereta dan operasional stasiun tetap berjalan seperti biasa. Para penumpang dapat melanjutkan perjalanan mereka tanpa hambatan,” lanjut pernyataan tersebut.
Pihak Rapid Rail juga menyampaikan bahwa proses pembersihan dan perbaikan sedang dilakukan secara intensif oleh tim teknis mereka. Sebagai langkah tambahan, personel Polisi Bantuan (Auxiliary Police) juga telah dikerahkan untuk membantu mengatur arus penumpang dan memastikan keselamatan di lokasi kejadian.
Rapid Rail mengumumkan pembentukan komite khusus untuk menyelidiki penyebab insiden lebih lanjut. Komite ini akan bekerja sama dengan instansi terkait, termasuk Dewan Bandaraya Kuala Lumpur (DBKL), Jabatan Kerja Raya (JKR), dan pihak keselamatan bangunan guna melakukan audit struktur serta mengevaluasi apakah kejadian ini merupakan indikasi dari kelemahan konstruksi atau murni akibat cuaca ekstrem.
Menurut pantauan Malay Mail, kerusakan hanya terjadi pada salah satu sisi dinding luar bangunan dan tidak memengaruhi bagian jalur atau peron tempat penumpang menunggu kereta. Kendati demikian, kehadiran puing-puing yang berserakan sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Sebelumnya pada hari yang sama, Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) telah mengeluarkan peringatan dini mengenai potensi badai petir, hujan lebat, dan angin kencang yang berlaku hingga pukul 17.00 sore. Daerah-daerah yang termasuk dalam peringatan ini meliputi Hulu Selangor, Gombak, dan Hulu Langat di Selangor, serta wilayah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur—tempat Stasiun Masjid Jamek berada.
Pakar meteorologi menyebutkan bahwa fenomena cuaca ekstrem belakangan ini merupakan dampak dari transisi musim, di mana angin kencang dan hujan deras lebih sering terjadi secara tiba-tiba dan lokal.
Beberapa pengguna media sosial menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap keselamatan infrastruktur transportasi publik di tengah cuaca yang tidak menentu. Namun, sejumlah penumpang yang berada di lokasi saat kejadian menyatakan bahwa evakuasi dan penanganan dari pihak Rapid Rail berlangsung cepat dan teratur.
“Saya baru saja turun dari kereta ketika mendengar suara keras seperti benda runtuh. Tapi petugas langsung mengarahkan kami ke jalur aman dan memastikan semuanya terkendali,” ujar Siti Hawa, seorang pengguna LRT yang menjadi saksi mata.
Rapid Rail menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh insiden tersebut dan berjanji akan terus memberikan pembaruan melalui saluran media sosial resmi mereka.
“Keselamatan penumpang adalah prioritas utama kami. Kami mohon kerja sama dan pengertian dari semua pihak selama proses perbaikan berlangsung,” demikian pernyataan akhir dari Rapid Rail.
Insiden ini menjadi pengingat penting bagi otoritas transportasi dan perencana kota untuk meninjau ulang ketahanan infrastruktur publik terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Dengan frekuensi kejadian serupa yang mungkin meningkat di masa depan, evaluasi menyeluruh dan perbaikan sistematis menjadi hal yang tidak bisa ditunda.
Untuk sementara, layanan LRT di Stasiun Masjid Jamek tetap beroperasi normal, dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada serta mengikuti perkembangan informasi dari otoritas resmi.