KABARMALAYSIA.COM — Inflasi Malaysia yang diukur melalui Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat peningkatan perlahan sebesar 1,5 persen pada Februari 2025. Hal ini disampaikan oleh Kepala Statistik Malaysia, Mohd Uzir Mahidin, dalam pernyataan media yang dirilis di Putrajaya pada Jumat (21/3).
Menurut Uzir, peningkatan ini didorong oleh perlambatan laju inflasi pada beberapa kelompok pengeluaran utama, antara lain:
- Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 2,3 persen
- Rekreasi, olah raga dan budaya sebesar 1,5 persen
- Kesehatan 1,0 persen
- Transportasi 0,7 persen
- Dekorasi, perangkat keras dan pemeliharaan rumah tangga sebesar 0,3 persen
Namun demikian, sejumlah kelompok mencatat kenaikan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. “Beberapa kelompok mencatat kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya terjadi pada perawatan pribadi yang mencapai 3,7 persen (Januari 2025, 3,3 persen); perlindungan sosial, barang dan jasa mencapai 1,9 persen (Januari 2025, 1,6 persen); pendidikan, asuransi dan jasa keuangan mencapai 1,5 persen (Januari 2025, 0,6 persen),” ujar Uzir.
Kelompok makanan dan minuman, yang menyumbang 29,8 persen dari total IHK tertimbang, turut mencatat kenaikan sebesar 2,5 persen pada Februari 2025, sama seperti bulan sebelumnya.
Kenaikan ini dipengaruhi oleh lonjakan harga bahan pokok tertentu, khususnya produk kelapa. Harga santan segar dan santan instan tercatat meningkat masing-masing sebesar 27,0 persen dan 8,7 persen pada Februari 2025, dibandingkan 21,9 persen dan 3,8 persen pada Januari. Uzir menambahkan bahwa kenaikan harga kelapa disebabkan oleh berkurangnya pasokan lokal dan global seiring dengan musim pemasakan kelapa.
Menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri, Federal Agricultural Marketing Authority (FAMA) mengimpor sebanyak 650 metrik ton kelapa tua guna memenuhi kebutuhan domestik. Langkah ini diambil untuk menstabilkan pasokan dan harga di pasar.
Secara wilayah, inflasi di beberapa negara bagian tercatat melebihi angka inflasi nasional. Johor mencatat inflasi sebesar 2,1 persen, disusul Sarawak dan Selangor masing-masing 1,9 persen, serta Melaka sebesar 1,6 persen. Sementara itu, inflasi nasional tetap pada angka 1,5 persen.
Sebagai perbandingan internasional, inflasi Malaysia masih tergolong rendah. “Inflasi di Malaysia (1,5 persen) lebih rendah dibandingkan inflasi di Vietnam yang mencapai 2,9 persen dan Filipina 2,1 persen,” kata Uzir. “Sementara itu, angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Thailand yang mencapai 1,1 persen, Indonesia -0,1 persen dan China -0,7 persen.”