KABARMALAYSIA.COM — Kementerian Perhubungan Malaysia mengungkapkan bahwa enam dari 10 pengguna kereta api di Lembah Klang pada jam sibuk adalah perempuan. Hal ini disampaikan dalam jawaban tertulis kepada Anggota Parlemen Setiu, Shaharizukirnain Abd Kadir, terkait pertanyaan mengenai kebijakan gerbong khusus perempuan yang melarang laki-laki masuk.
Dalam pernyataan tersebut, kementerian menjelaskan bahwa meskipun jumlah penumpang perempuan lebih banyak, kapasitas gerbong reguler masih mencukupi untuk menampung semua penumpang. “Saat ini, inisiatif gerbong khusus wanita diterapkan di Jalur MRT Kajang, Jalur MRT Putrajaya, dan Jalur LRT Ampang, karena layanan ini memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan dengan Jalur LRT Kelana Jaya dan Monorel KL,” jelas pihak kementerian.
Sementara itu, untuk layanan KTM Komuter, gerbong khusus perempuan hanya tersedia di sektor Lembah Klang, sedangkan di sektor utara belum diterapkan. Pemerintah terus memantau kebutuhan penumpang untuk menyesuaikan kebijakan ini sesuai dengan permintaan dan kondisi di lapangan.
Anggota parlemen dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) sebelumnya mempertanyakan rasio gender pengguna kereta api sebagai dasar pertimbangan, serta menanyakan apakah jumlah gerbong reguler sudah cukup sehingga laki-laki tidak perlu menggunakan gerbong khusus perempuan.
Kementerian Perhubungan menegaskan bahwa jumlah gerbong reguler saat ini sudah mencukupi untuk menampung seluruh penumpang, termasuk memastikan bahwa penumpang laki-laki tidak perlu memasuki gerbong khusus perempuan, terutama pada jam-jam sibuk. “Operator kereta api terus memantau rasio jenis kelamin penumpang untuk memastikan alokasi gerbong optimal, serta melakukan penyesuaian jika diperlukan,” tambahnya.
Kebijakan gerbong khusus perempuan pertama kali diperkenalkan di Malaysia pada tahun 2010 melalui layanan KTM Komuter. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk menyediakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi penumpang perempuan, terutama selama jam sibuk. Hingga kini, inisiatif ini terus dipantau dan dievaluasi guna memastikan efektivitasnya dalam meningkatkan keamanan serta kenyamanan penumpang perempuan di layanan transportasi umum.