KABARMALAYSIA.COM — Malaysia dan Bahrain semakin mempererat hubungan dagang mereka seiring dengan kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim, ke Bahrain. Kunjungan ini menandai babak baru dalam hubungan diplomatik dan ekonomi antara kedua negara.
Jalur Gemilang berkibar berdampingan dengan bendera nasional Bahrain di beberapa lokasi penting di Manama sebagai bentuk penghormatan terhadap kedatangan Anwar Ibrahim. Kunjungan ini dilakukan atas undangan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Bahrain, Salman bin Hamad Al Khalifa.
Total perdagangan antara Malaysia dan Bahrain pada tahun 2024 tercatat sebesar RM1,19 miliar (US$260 juta), menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai RM1,5 miliar (US$330 juta). Meski demikian, ekspor Malaysia ke Bahrain mengalami kenaikan sebesar 17,4 persen, mencapai RM251,2 juta (US$54,8 juta) dibandingkan dengan RM214 juta (US$46,9 juta) pada tahun 2023. Kenaikan ini terutama didorong oleh meningkatnya ekspor peralatan transportasi.
Di sisi lain, impor Malaysia dari Bahrain mencapai RM934,3 juta (US$205,6 juta), lebih rendah dibandingkan RM1,28 miliar (US$279,7 juta) pada tahun sebelumnya. Penurunan ini terjadi meskipun terdapat peningkatan impor produk logam dari Bahrain.
Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Aziz, menyatakan bahwa terdapat potensi besar bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi.
“Kami yakin bahwa kemitraan yang lebih erat dengan Bahrain akan memberikan manfaat bersama dan membuka peluang baru bagi sektor bisnis di kedua negara. Beberapa sektor yang berpotensi dikerjasamakan antara lain keuangan Islam, industri minyak kelapa sawit, serta produk turunannya,” ujar Tengku Zafrul kepada Bernama.
Malaysia juga tengah merundingkan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), di mana Bahrain menjadi salah satu anggotanya. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperluas jangkauan perdagangan dan investasi Malaysia di kawasan Timur Tengah.
Dalam kunjungannya, Anwar Ibrahim dijadwalkan untuk bertemu dengan Raja Bahrain, Hamad Isa Al Khalifa, serta mengadakan pertemuan kehormatan dengan Salman bin Hamad Al Khalifa. Pertemuan ini akan membahas berbagai isu strategis, termasuk perdagangan dan investasi, ketahanan pangan, perbankan Islam, industri halal, konektivitas, dan pariwisata.
Sebagai bagian dari kepemimpinan Malaysia di ASEAN, Anwar juga akan mengundang Putra Mahkota Bahrain untuk menghadiri KTT ASEAN-GCC dan ASEAN-GCC+ Tiongkok yang akan diadakan di Malaysia. Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan ekonomi antara Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Bahrain merupakan mitra dagang terbesar keenam Malaysia pada tahun 2023, sementara Malaysia menjadi mitra dagang terbesar ketiga bagi Bahrain di antara negara-negara ASEAN dan peringkat ke-18 secara global. Tahun lalu, kedua negara merayakan 50 tahun hubungan diplomatik mereka, menegaskan kembali komitmen untuk memperkuat kerja sama bilateral di berbagai sektor.
Ekspor utama Malaysia ke Bahrain meliputi makanan olahan, minyak kelapa sawit dan produk turunannya, serta produk listrik dan elektronik. Dengan berbagai peluang kerja sama yang terus berkembang, hubungan dagang antara Malaysia dan Bahrain diperkirakan akan semakin kuat di masa mendatang.