KABARMALAYSIA.COM — Seekor ular piton sepanjang 12 kaki (sekitar 3,65 meter) dengan berat sekitar enam kilogram berhasil dievakuasi oleh petugas dari Balai Bomba dan Penyelamat (BBP) Sibu Jaya pada Rabu siang (12/3) di kawasan pemukiman Taman Kristal Fasa 2, Sibu, Sarawak.
Menurut Ketua BBP Zon 4 Sibu, Andy Alie, pihaknya menerima panggilan darurat dari warga sekitar pukul 12.47 siang. Tim yang terdiri dari dua orang personel dari BBP Sibu Jaya segera dikerahkan ke lokasi kejadian dan tiba di tempat dalam waktu dua menit.
“Tim kami bergerak cepat dan tiba di lokasi kejadian pukul 12.49 siang. Ular tersebut ditemukan berada di semak-semak di depan rumah pelapor,” ujar Andy dalam pernyataan resminya pada Rabu sore.
Piton tersebut diperkirakan masuk ke kawasan permukiman dalam upaya mencari makanan atau tempat perlindungan. Perubahan cuaca serta aktivitas pembangunan yang mengganggu habitat asli hewan liar kerap menjadi penyebab utama munculnya satwa seperti ular di daerah pemukiman warga.
Menggunakan peralatan khusus penangkap ular, petugas berhasil mengamankan reptil besar tersebut dalam waktu kurang dari 30 menit. Situasi dinyatakan sepenuhnya terkendali pada pukul 13.09 siang.
“Ular tersebut berhasil kami amankan menggunakan alat penangkap ular. Proses penangkapan berjalan lancar dan tanpa insiden,” tambah Andy.
Tidak ada korban luka dalam insiden ini, namun kemunculan ular piton sebesar itu sempat menggemparkan warga sekitar. Beberapa warga yang mengetahui kejadian itu sempat merekam dan membagikan momen penangkapan ke media sosial, yang kemudian ramai diperbincangkan di komunitas lokal.
Menurut penuturan warga sekitar, ini bukan kali pertama ular ditemukan di kawasan tersebut. Beberapa dari mereka menyebutkan bahwa kawasan Taman Kristal yang berdekatan dengan lahan terbuka dan semak-semak menjadikannya cukup rawan menjadi jalur perlintasan hewan liar seperti ular, biawak, hingga monyet liar.
“Saya kaget waktu lihat ular sebesar itu melata di semak depan rumah tetangga. Langsung saya suruh anak-anak masuk ke rumah dan kami hubungi pihak bomba,” ujar Fauziah Ahmad, salah satu warga yang tinggal di blok dekat lokasi kejadian.
Pasca penangkapan, ular tersebut dilepaskan kembali ke habitat aslinya yang jauh dari pemukiman penduduk. Langkah ini diambil demi menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus memastikan keamanan masyarakat sekitar.
“Setelah diamankan, ular tersebut kami lepasliarkan ke kawasan hutan yang aman dan jauh dari permukiman warga. Ini adalah prosedur standar kami untuk menangani hewan liar yang masuk ke lingkungan manusia,” jelas Andy.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera menghubungi pihak berwenang jika menemukan hewan liar seperti ular di lingkungan mereka. “Jangan mencoba menangani sendiri. Hubungi kami melalui talian kecemasan 999 atau balai bomba terdekat untuk tindakan lanjut,” tegasnya.
Data dari Jabatan Bomba dan Penyelamat Malaysia (JBPM) menunjukkan bahwa jumlah panggilan terkait ular yang masuk ke kawasan permukiman mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kawasan yang berbatasan langsung dengan hutan atau lahan kosong. Ular piton, meskipun tidak berbisa, tetap dianggap berbahaya karena kekuatannya yang mampu membelit mangsanya hingga kehabisan napas.
Kejadian ini sekaligus menjadi pengingat penting bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama di sekitar rumah dan halaman, untuk mengurangi risiko kemunculan hewan liar. Semak-semak yang lebat, tumpukan kayu, dan sampah organik dapat menjadi tempat persembunyian ideal bagi hewan seperti ular.
Hingga berita ini diturunkan, pihak berwenang belum melaporkan adanya kejadian serupa di lokasi yang sama, namun pemantauan rutin di kawasan rawan terus dilakukan oleh pihak berwenang demi menjamin keselamatan warga.
Dengan keberhasilan penanganan ini, BBP Sibu Jaya sekali lagi menunjukkan profesionalisme dan kecepatan dalam merespons situasi darurat di masyarakat. Warga pun menyampaikan apresiasi atas keberanian dan ketangkasan petugas yang turut membantu menciptakan rasa aman di lingkungan mereka.