KABARMALAYSIA.COM —Sultan Perak, Sultan Nazrin Muizzuddin Shah, meresmikan pembukaan Masjid Tuminah Hamidi yang terletak di tepi Sungai Perak, Bagan Datuk, dalam sebuah acara khidmat yang berlangsung pada Senin malam.
Tuanku Sultan tiba di lokasi masjid sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Kehadiran Baginda disambut hangat oleh Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Pembangunan Desa dan Wilayah serta Anggota Parlemen Bagan Datuk, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi. Turut hadir dalam acara tersebut adalah Menteri Besar Perak, Datuk Seri Saarani Mohamad, Menteri Pendidikan Tinggi, Datuk Seri Dr. Zambry Abd Kadir, serta Pengerusi Majlis Amanah Rakyat (MARA), Datuk Dr. Asyraf Wajdi Dusuki.
Sebelum memasuki kompleks masjid, Sultan Nazrin turut menanam pohon Bunga Tanjung (Mimusops elengi), yang dikenal sebagai bunga kebangsaan negeri Perak. Penanaman pohon ini melambangkan harapan akan pertumbuhan dan kemakmuran, sekaligus menandai simbolisme spiritual dalam pembukaan rumah ibadah tersebut.
Setelah itu, Sultan Nazrin menyempatkan diri meninjau pameran khas yang disiapkan untuk memperingati peresmian masjid. Baginda juga berbuka puasa bersama lebih dari 2.500 jamaah yang hadir dalam acara tersebut. Malam itu, Sultan Nazrin turut melaksanakan salat Magrib, Isya, dan Tarawih berjamaah, yang dipimpin oleh imam masjid setempat.
Masjid Tuminah Hamidi merupakan proyek monumental yang mulai dibangun pada tahun 2017. Pembangunannya menelan biaya sekitar RM53 juta dan sepenuhnya dibiayai oleh Yayasan Al-Falah, lembaga wakaf yang memiliki rekam jejak dalam mendanai berbagai infrastruktur sosial dan keagamaan di Malaysia. Setelah melewati proses pembangunan selama enam tahun, masjid ini akhirnya rampung pada tahun 2023 dan kini siap menjadi ikon baru di Bagan Datuk.
Nama masjid ini diambil dari nama orang tua mendiang Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi, yakni Raden Hamidi Abdul Fatah dan Tuminah Abdul Jalil, sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap jasa mereka dalam membesarkan anak-anak yang kini turut berperan besar dalam pembangunan bangsa dan agama.
Masjid ini dirancang dengan konsep terapung di atas permukaan Sungai Perak. Arsitekturnya memadukan unsur tradisional Melayu dengan sentuhan modern, menciptakan harmoni antara nilai-nilai spiritual dan keindahan alam sekitarnya. Kapasitas masjid ini mampu menampung hingga 5.000 jamaah sekaligus, menjadikannya salah satu masjid terbesar di wilayah Perak.
Tidak hanya sebagai tempat ibadah, Masjid Tuminah Hamidi juga dirancang menjadi pusat kegiatan komunitas dan daya tarik wisata religi. Fasilitas di dalam kompleks masjid ini mencakup plaza terbuka, aula serbaguna, ruang pameran, dan ruang konferensi dua lantai. Kehadiran fasilitas-fasilitas ini membuka ruang bagi berbagai kegiatan keilmuan, sosial, dan kebudayaan, sekaligus menghidupkan peran masjid sebagai pusat perkembangan masyarakat.
Menurut keterangan dari Kementerian Pembangunan Desa dan Wilayah, keberadaan masjid ini diharapkan dapat memperkuat peran institusi keagamaan dalam pembangunan masyarakat desa dan kawasan pesisir. Selain sebagai sarana ibadah, masjid ini juga menjadi simbol integrasi antara pembangunan spiritual dan pembangunan fisik yang seimbang.
Sementara itu, dalam sambutannya yang singkat namun penuh makna, Sultan Nazrin menegaskan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat pemersatu umat, bukan hanya sebagai tempat ritual ibadah semata.
“Masjid memiliki fungsi strategis dalam membentuk peradaban, memperkuat ukhuwah, dan mendidik masyarakat dalam semangat keilmuan dan kasih sayang,” titah Sultan Nazrin dalam kesempatan tersebut.
Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi, yang juga merupakan pendiri Yayasan Al-Falah, menyatakan bahwa pembangunan masjid ini merupakan bagian dari aspirasi jangka panjang untuk membangun kembali Bagan Datuk sebagai daerah yang maju dari segi spiritual, pendidikan, dan ekonomi.
“Ini bukan hanya masjid keluarga, ini adalah masjid untuk seluruh masyarakat, seluruh umat Islam di Bagan Datuk dan sekitarnya. Kami ingin masjid ini hidup sepanjang waktu, dipenuhi dengan aktivitas dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat,” ujar beliau usai peresmian.
Dengan peresmiannya, Masjid Tuminah Hamidi kini menjadi salah satu landmark keagamaan yang tak hanya megah dari segi fisik, tetapi juga penuh makna secara historis dan spiritual. Keberadaannya diharapkan dapat terus menginspirasi pembangunan rumah ibadah lain yang inklusif dan multifungsi di seluruh pelosok negeri.