KabarMalaysia.com –JAKARTA – Koordinator Pelatih PP PBSI, Mulyo Handoyo, bersama Kepala Bidang Pengembangan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, memberikan evaluasi terhadap performa atlet Indonesia yang berlaga di BWF World Tour Finals (WTF) 2024 di Hangzhou, China, pekan lalu.
Dari enam wakil yang tampil, tiga berhasil melangkah hingga babak semifinal, namun belum mampu menembus partai puncak.
Mulyo Handoyo menilai bahwa meskipun penampilan para atlet sudah maksimal, ada aspek yang perlu ditingkatkan, khususnya stamina dan kekuatan fisik.
Ia menyoroti permainan Jonatan Christie dan Gregoria Mariska Tunjung yang mengalami penurunan di gim ketiga, yang menjadi momen krusial dalam pertandingan.
“Penampilan anak-anak sudah maksimal, tetapi ke depannya harus diperbaiki kondisi fisik dan mentalnya. Seperti Jojo (Jonatan Christie) dan Grego (Gregoria Mariska Tunjung), terlihat sedikit menurun permainannya di gim ketiga.
Jadi memang harus ditingkatkan stamina dan power-nya. Secara teknik mereka tidak kalah,” ungkap Mulyo dalam keterangan resmi PBSI, Pada Hari Senin (16/12/2024).
Sependapat dengan Mulyo, Eng Hian juga menekankan pentingnya persiapan fisik dan mental para atlet. Ia menyebut bahwa hal ini akan menjadi fokus utama PBSI sebelum memulai rangkaian turnamen tahun depan.
“Saya setuju dengan evaluasi Koordinator Pelatih. Hampir semua sektor kita perlu menyempurnakan kondisi fisik dan nonfisik atau mental mereka. Ke depannya saya akan lebih fokus meningkatkan dua hal ini,” ujar Eng Hian.
Dari enam wakil Indonesia yang tampil di WTF 2024, tiga pasangan berhasil mencapai babak semifinal:
1. Ganda Putra
– Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto: Terhenti di semifinal setelah kalah dari pasangan Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, melalui rubber game dengan skor 21-17, 16-21, 25-27.
– Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani: Gagal melaju ke final setelah dikalahkan pasangan Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen, dengan skor 21-23, 13-21.
2. Tunggal Putra
– Jonatan Christie: Kalah dari Anders Antonsen (Denmark) dengan skor 6-21, 21-15, 13-21.
Meskipun belum mencapai hasil terbaik, pencapaian tersebut tetap diapresiasi oleh PBSI. Eng Hian menegaskan bahwa perjalanan ini menjadi bagian dari proses pembelajaran menuju performa yang lebih baik.
“Ini bukan hasil yang terbaik, tetapi kita semua harus lebih yakin dengan visi dan misi kepengurusan baru. Tentunya kita harus punya semangat dan harapan baru,” ujar Eng Hian.
Turnamen seperti BWF World Tour Finals, yang digelar pada akhir tahun, sering menjadi tantangan berat bagi para atlet. Selain harus menjaga performa, mereka juga menghadapi kelelahan fisik akibat jadwal kompetisi yang padat sepanjang tahun.
PBSI menyadari bahwa peningkatan stamina dan mental adalah kunci untuk bersaing di level tertinggi. Selain itu, persiapan strategis juga diperlukan untuk mengelola jadwal turnamen sehingga para atlet dapat tampil dalam kondisi terbaik.
Dengan evaluasi yang dilakukan, PBSI berharap para atlet dapat memulai musim 2025 dengan lebih percaya diri. Fokus utama akan diberikan pada peningkatan kualitas latihan, terutama di sektor fisik dan mental.
“Kami akan mempersiapkan program latihan yang lebih intensif, baik secara fisik maupun teknis. Semua ini dilakukan untuk memastikan bahwa para atlet dapat tampil maksimal di setiap turnamen,” kata Mulyo.
PBSI juga menegaskan komitmennya untuk mendukung atlet melalui pengembangan fasilitas dan pelatihan, serta memperkuat kolaborasi antara pelatih, atlet, dan tim pendukung.
Meskipun hasil di BWF World Tour Finals 2024 belum memenuhi harapan, PBSI optimis bahwa evaluasi dan perbaikan yang dilakukan akan membawa hasil positif di masa mendatang.
Dengan semangat baru dan komitmen yang kuat, para atlet diharapkan dapat mengharumkan nama Indonesia di panggung bulu tangkis dunia pada tahun-tahun mendatang.