KabarMalaysia.com – Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024 resmi dimulai Pada Hari Selasa (05/11/2024). Sejumlah negara bagian sudah menutup proses pemungutan suara untuk tahap general vote Pada Hari ini, Rabu (06/11/2024).
Pemungutan suara yang dilakukan secara serentak di 50 negara bagian ini akan berlanjut ke tahap yang sangat krusial, yaitu electoral college. Tahap ini akan menentukan siapa yang akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat selanjutnya.
Pada tahap pemungutan suara awal, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dilaporkan unggul di beberapa negara bagian penting, memberikan dorongan signifikan untuk kampanye kepresidenannya.
Sementara pemungutan suara rakyat atau popular vote mencerminkan pilihan langsung dari pemilih AS, hasil akhir dari Pilpres AS baru akan ditentukan oleh electoral college, sebuah sistem pemilihan unik yang telah lama diterapkan di Amerika Serikat.
Setelah pemungutan suara umum selesai, Pilpres AS beralih ke tahap electoral college. Pada tahap ini, para pemilih elektoral di setiap negara bagian akan memberikan suara berdasarkan hasil popular vote di negara bagian tersebut.
Electoral college terdiri dari 538 suara elektoral, dengan calon yang berhasil mengamankan setidaknya 270 suara akan dinyatakan sebagai pemenang dan menjadi Presiden Amerika Serikat yang baru.
Setiap negara bagian memiliki jumlah pemilih elektoral yang berbeda, tergantung dari jumlah populasi di negara bagian tersebut.
Misalnya, California memiliki 55 suara elektoral, yang merupakan jumlah terbesar dari semua negara bagian, karena populasinya yang paling banyak. Negara bagian dengan populasi kecil, seperti Wyoming, hanya memiliki 3 suara elektoral.
Sistem electoral college ini seringkali membuat persaingan Pilpres AS sangat ketat, terutama di negara bagian yang dikenal sebagai battleground states atau swing states, seperti Florida, Ohio, dan Pennsylvania.
Di negara-negara bagian ini, selisih perolehan suara antara kandidat sering kali tipis, sehingga bisa menjadi penentu dalam perebutan suara elektoral.
Berdasarkan laporan data yang dihimpun & di kutip dari CNN, hingga saat ini Donald Trump tercatat memimpin di beberapa negara bagian, termasuk di beberapa negara bagian penting yang bisa memperkuat posisinya dalam electoral college. Berikut adalah daftar negara bagian yang dilaporkan dimenangkan oleh Trump sejauh ini:
Indiana
Kentucky
West Virginia
Alabama
Florida
Tennessee
South Carolina
Mississippi
Oklahoma
Texas
Ohio
North Dakota
South Dakota
Louisiana
Wyoming
Arkansas
Idaho
Missouri
Montana
Kansas
Iowa
Utah
Keunggulan Trump di negara bagian tersebut merupakan indikasi positif bagi kampanyenya, namun hasil final tetap akan bergantung pada perhitungan suara di beberapa battleground states yang masih berlangsung.
Kemenangan di negara-negara bagian besar seperti Florida dan Texas merupakan poin penting yang bisa memperkuat peluang Trump untuk mengumpulkan 270 suara elektoral.
Meskipun Trump telah memenangkan beberapa negara bagian yang secara tradisional mendukung Partai Republik, persaingan masih ketat di beberapa negara bagian yang memiliki pengaruh besar dalam electoral college, seperti Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin.
Negara-negara bagian ini dikenal sebagai medan pertempuran utama antara kandidat Partai Demokrat dan Republik, karena memiliki jumlah suara elektoral yang cukup besar dan sering kali hasilnya tidak dapat diprediksi dengan pasti hingga pemungutan suara berakhir.
Perolehan suara di swing states inilah yang bisa menjadi faktor penentu bagi Trump atau calon dari Partai Demokrat dalam meraih kursi kepresidenan. Kemenangan di negara-negara bagian ini dapat mengubah peta electoral college dan berpotensi membawa salah satu kandidat menuju kemenangan.
Setelah suara electoral college dihitung, hasil resminya akan disampaikan pada sesi Kongres Senat AS yang akan dihelat pada 25 Desember mendatang. Pada sesi ini, hasil pemungutan suara elektoral akan disahkan dan pemenang Pilpres AS akan diumumkan secara resmi.
Setelah pemenang ditetapkan, Presiden dan Wakil Presiden terpilih akan dilantik dalam upacara inauguration yang akan berlangsung pada 20 Januari 2025.
Pada hari tersebut, presiden yang terpilih akan mengucapkan sumpah jabatan dan resmi memulai masa jabatan empat tahunnya sebagai pemimpin Amerika Serikat.
Dengan pemungutan suara di sejumlah negara bagian telah selesai, Pilpres AS 2024 kini memasuki tahap yang lebih mendebarkan di electoral college.
Meskipun Donald Trump telah mencatatkan kemenangan di beberapa negara bagian, hasil akhir masih belum bisa diprediksi secara pasti hingga suara dari seluruh negara bagian dihitung dan diakumulasi dalam electoral college.
Hingga saat ini, seluruh mata tertuju pada hasil akhir yang akan menentukan masa depan Amerika Serikat untuk empat tahun ke depan.