KABARMALAYSIA.COM – Projek pembangunan Ipoh Sentral, yang bertujuan mentransformasi kawasan sekitar Stasiun KTM Ipoh menjadi kawasan pembangunan terpadu, dipastikan akan dimulai dalam waktu enam bulan mendatang. Menteri Pengangkutan, Anthony Loke Siew Fook, menegaskan bahwa pembangunan ini tidak akan merusak elemen budaya, sejarah, maupun fasilitas keagamaan yang ada di wilayah tersebut.
“Ingin saya tegaskan di sini rumah-rumah ibadat tidak akan terjejas malah akan ditambah baik, elemen-elemen sejarah tidak akan diusik serta dipulihara serta sebuah masjid akan dibina di kawasan ini,” ujar Anthony Loke dalam konferensi pers setelah menyaksikan penandatanganan Memorandum Perjanjian (MOA) Cadangan Pembangunan Ipoh Sentral di Ipoh, Kamis (22 Januari 2025).
Projek ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Perbadanan Aset Keretapi (RAC), pemerintah negara bagian Perak, dan Malaysian Resources Corporation Berhad (MRCB). MOA tersebut dimeterai antara Ipoh Sentral Sdn. Bhd. (ISSB) dan Country Annexe Sdn. Bhd. (CASB), yang merupakan anak perusahaan milik penuh MRCB. Dalam seremoni itu, penandatanganan dilakukan oleh Pengarah Urusan Kumpulan MRCB, Datuk Imran Salim, mewakili CASB, dan Ketua Pegawai Eksekutif ISSB, Firdaus Effendy Mokhtar, disaksikan oleh Menteri Besar Perak, Datuk Seri Saarani Mohamad.
Anthony Loke menjelaskan bahwa projek ini dirancang sebagai pembangunan berorientasi transit (Transit-Oriented Development/TOD) yang akan mendukung integrasi ruang kediaman, komersial, dan rekreasi. Ia menekankan bahwa kawasan Ipoh Sentral, yang berlokasi strategis di samping Stasiun KTM Ipoh, memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi tata ruang kota dan kesejahteraan masyarakat.
“Ipoh Sentral yang terletak bersebelahan Stesen KTM Ipoh berpotensi mengubah landskap bandar raya ini, menjadikannya lebih efisien, mesra rakyat dan dengan nilai pembangunan kasar (GDV) sebanyak RM6.26 bilion, ia dijangka membawa manfaat besar kepada ekonomi tempatan dan nasional,” tambahnya.
Projek ini akan mencakup pembangunan bercampur yang melibatkan berbagai komponen, seperti pangsapuri servis, ruang kantor dan komersial, hotel, serta fasilitas masyarakat. Secara keseluruhan, pengembangan kawasan ini diproyeksikan memakan waktu hingga 20 tahun untuk diselesaikan sepenuhnya.
Sebagai projek TOD, Ipoh Sentral diharapkan mampu mengurangi kemacetan lalu lintas dengan meningkatkan penggunaan transportasi umum. Selain itu, projek ini juga diyakini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon.
“Ini sejajar dengan komitmen negara terhadap pembangunan lestari dan agenda perubahan iklim global. Pendapatan yang dihasilkan RAC melalui projek ini juga boleh disalurkan semula untuk menaik taraf infrastruktur rel sedia ada, memastikan rakyat mendapat manfaat jangka panjang,” jelas Anthony Loke.
Projek ini juga diperkirakan akan membawa dampak positif terhadap ekonomi, baik secara lokal maupun nasional, dengan nilai pembangunan kasar (GDV) mencapai RM6.26 miliar. Selain itu, pendapatan yang dihasilkan dari projek ini akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur kereta api yang sudah ada, memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Projek Ipoh Sentral mencakup area seluas 27,11 hektar, dengan fase pertama yang fokus pada pelestarian elemen sejarah dan budaya di kawasan tersebut. Pemerintah telah memastikan bahwa elemen-elemen warisan lokal, seperti bangunan bersejarah dan tempat ibadah, tidak akan dirusak, bahkan akan diperbaiki dan dipertahankan.
“Fase pertama akan melibatkan lanskap, penambahbaikan serta pengekalan elemen warisan dan budaya,” ujar Loke. Ia juga menyebut bahwa proses pembangunan awal akan memakan waktu sekitar dua tahun, dimulai dengan tahap pengajuan persetujuan dari pihak berwenang.
Selain itu, pemerintah juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan modern dan pelestarian nilai-nilai tradisional. Sebuah masjid baru direncanakan akan dibangun di kawasan tersebut sebagai bagian dari komitmen terhadap kebutuhan masyarakat setempat.
Dengan keberadaan projek ini, Ipoh diproyeksikan menjadi salah satu kota dengan tata ruang modern yang tetap mempertahankan identitas sejarahnya. Kombinasi antara ruang kediaman, komersial, dan rekreasi diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang terintegrasi, efisien, dan berkelanjutan.
“Projek ini tidak hanya meningkatkan kualitas infrastruktur, tetapi juga menciptakan ruang hidup yang lebih baik untuk warga kota Ipoh,” pungkas Loke.
Dengan peluncuran projek Ipoh Sentral, pemerintah berharap dapat menciptakan dampak jangka panjang yang tidak hanya meningkatkan kehidupan masyarakat lokal, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan di Malaysia.