KABARDAYAK – Empat mahasiswa berprestasi yang menerima Beasiswa Cendekia Baznas (BCB) telah mengukir prestasi gemilang sebagai lulusan terbaik di Universitas Internasional Albukhary (AIU) Malaysia. Pencapaian ini menegaskan bahwa beasiswa Baznas memiliki dampak yang signifikan dalam mendukung pendidikan yang berkualitas.
Keempat mahasiswa yang meraih gelar lulusan terbaik tersebut adalah Gitok Sehandra (Bachelor of Business Administration), Arianta Rachmana (Bachelor of Elementary Education), Aliffa Yulistiani Khairiyyah (Bachelor in Early Childhood Education), dan Zaidan Mufaddhal (Bachelor of Computer Science).
Dalam sambutan Rektor AIU Malaysia, Prof. Muhammad Yunus, yang dikenal sebagai peraih Nobel karena peranannya dalam mendirikan Grameen Bank, menekankan komitmen AIU Malaysia dalam menciptakan generasi cerdas yang siap menghadapi era globalisasi dan kemajuan teknologi. Prof. Yunus juga menyatakan tekad AIU Malaysia untuk membentuk generasi yang mampu menciptakan tatanan ekonomi baru.
Wakil Rektor AIU Malaysia, Prof. Datuk Emeritus Dr. Abd Aziz Tajuddin, mengungkapkan bahwa 84% dari 221 wisudawan yang dikukuhkan dalam upacara tersebut berasal dari mahasiswa internasional. Acara ini juga menjadi pemanggilan perdana untuk dua program studi di AIU, yaitu Sarjana Ilmu Komputer Honours dan Sarjana Komunikasi dan Multimedia Honours.
Menariknya, dua wisudawan dari program Sarjana Ilmu Komputer asal Indonesia dan Myanmar saat ini tengah melanjutkan studi Magister di salah satu universitas terbaik dunia, seperti Huazhong University of Science and Technology di China.
Pimpinan Baznas RI, Rizaludin Kurniawan, menyampaikan rasa syukur atas prestasi mahasiswa penerima BCB. Dengan total 134 mahasiswa angkatan 1-3 yang menerima program BCB-AIU, dan 38 mahasiswa yang telah diwisuda, Baznas membuktikan bahwa program beasiswa tersebut tepat sasaran.
Rizaludin juga berbagi kabar gembira bahwa dua dari empat mahasiswa terbaik tersebut mendapatkan beasiswa S2 di China dan Taiwan. Aliffa akan melanjutkan S2 di salah satu universitas di Taiwan, sementara Zaidan melanjutkan S2 di Huazhong University of Science and Technology di China.
Prestasi ini menjadi bukti konkret bahwa zakat melalui Baznas dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan sumber daya manusia unggul menuju Indonesia Emas 2045.