KabarMalaysia.com – KUALA LUMPUR, Pada Hari Rabu 20/11/2024, Financial Markets Committe atau Komite Pasar Keuangan (FMC) Bank Negara Malaysia (BNM) terus memantau dinamika pasar keuangan domestik di tengah tantangan global, termasuk hasil pemilu AS yang baru saja usai dan kekhawatiran terkait prospek ekonomi Tiongkok.
Ketidakpastian global ini dinilai memicu volatilitas di pasar valuta asing global dan regional, termasuk nilai tukar ringgit.
Dalam pernyataan resminya, FMC menyebut ringgit, meskipun terdampak tekanan global, masih menunjukkan ketahanan dibandingkan dengan mata uang regional lainnya.
“Sejak awal Oktober, ringgit telah memangkas sebagian keuntungan sebelumnya menjadi 4,4792, akibat penyesuaian portofolio nonresiden yang dilakukan untuk melindungi nilai terhadap penguatan dolar AS secara global,” ungkap FMC.
Namun, FMC mencatat bahwa ringgit sepanjang tahun ini terus unggul dibandingkan sejumlah mata uang Asia lainnya. Hal ini didukung oleh kepercayaan investor terhadap kekuatan pasar keuangan Malaysia.
Data menunjukkan bahwa pasar obligasi domestik berhasil menarik aliran modal asing sebesar 1 miliar dolar AS, sementara pasar ekuitas mencatatkan aliran masuk sebesar 200 juta dolar AS sepanjang 2024.
FMC menekankan pentingnya fundamental ekonomi Malaysia dalam menopang ketahanan pasar terhadap guncangan eksternal.
Volatilitas tersirat rata-rata ringgit dalam periode satu bulan masih berada pada tingkat 4,5 persen—lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 5,3 persen, dan juga di bawah rata-rata regional sebesar 6 persen.
Likuiditas pasar valuta asing di Malaysia juga tetap mencukupi, dengan volume perdagangan harian yang mencapai rata-rata 17,6 miliar dolar AS.
“Pasar valuta asing kami masih teratur, didukung oleh transaksi konversi hasil ekspor dan kelebihan mata uang asing oleh investor residen dan perusahaan,” tambah pernyataan FMC.
Selain itu, FMC memuji program Investor Residen Berkualitas yang diperluas oleh BNM. Program ini memberikan fleksibilitas kepada perusahaan residen untuk berinvestasi kembali di luar negeri setelah memulangkan hasil dana asing mereka ke dalam negeri.
Langkah ini dinilai efektif dalam menjaga arus masuk dana dan meningkatkan stabilitas pasar.
FMC menyambut baik upaya BNM untuk mendorong aliran masuk modal yang lebih stabil melalui keterlibatan aktif dengan perusahaan-perusahaan Malaysia, termasuk entitas terkait pemerintah.
Inisiatif ini dianggap penting dalam memperkuat dukungan terhadap nilai tukar ringgit di tengah tekanan global.
“Fundamental ekonomi Malaysia yang kuat dan prospek pertumbuhan yang cerah telah meningkatkan keyakinan investor terhadap pasar keuangan domestik,” ujar FMC.
Dalam hal ini, BNM berkomitmen untuk terus mengelola volatilitas pasar dengan memastikan fungsi pasar berjalan tertib.
Tekanan terhadap nilai tukar ringgit, menurut FMC, tidak terlepas dari dinamika global, termasuk ketidakpastian pasca-pemilu AS dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
Penguatan dolar AS secara global juga menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan mata uang di kawasan Asia Tenggara.
Di sisi lain, Malaysia diuntungkan oleh diversifikasi ekonominya dan langkah proaktif pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Hal ini memberikan landasan kuat bagi BNM dalam mengatasi tantangan eksternal yang muncul.
FMC berharap kombinasi kebijakan moneter dan koordinasi lintas sektor dapat terus memperkuat posisi ringgit di pasar global.
Langkah-langkah strategis yang diambil, seperti peningkatan arus masuk modal dan penguatan hubungan dengan investor residen, diharapkan menjadi pilar utama stabilitas ekonomi Malaysia.
Dengan likuiditas pasar yang terjaga dan kepercayaan investor yang tinggi, BNM optimis mampu menjaga stabilitas ringgit di tengah dinamika ekonomi global yang terus berkembang.