KabarMalaysia.com – KUALA LUMPUR, (24/11/2024), Korea Selatan menunjukkan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Malaysia dalam pengembangan jalan raya pintar berbasis teknologi canggih.
Hal ini menjadi fokus utama pembahasan dalam pertemuan bilateral antara Menteri Pekerjaan Umum Malaysia, Datuk Seri Alexander Nanta Linggi, dan Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan, Park Sang-Woo, pada Jumat lalu.
Menurut Nanta, kerja sama ini mencakup pembangunan dan pengelolaan jalan raya pintar serta penerapan sistem manajemen berbasis teknologi tinggi.
“Kedua negara sepakat untuk menjajaki proyek infrastruktur yang menekankan pada keselamatan, keberlanjutan, dan efektivitas biaya, sejalan dengan kebijakan pembangunan ekonomi MADANI Malaysia,” jelasnya dalam unggahan di media sosial, Minggu (24/11/2024).
Sebagai bagian dari kolaborasi, Korea Selatan berencana menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Malaysia dalam waktu dekat.
Nota tersebut akan mencakup kerangka kerja untuk pengembangan teknologi jalan raya pintar yang dapat meningkatkan kualitas infrastruktur di Malaysia.
Inisiatif ini, kata Nanta, akan menjadi platform bagi kedua negara untuk bertukar pengetahuan dan teknologi, khususnya terkait pembangunan jalan raya yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Prakarsa ini tidak hanya mendorong modernisasi infrastruktur Malaysia tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tambahnya.
Jalan raya pintar mengintegrasikan teknologi canggih, seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan sensor digital, untuk mengoptimalkan lalu lintas, meningkatkan keselamatan, dan mengurangi dampak lingkungan.
Teknologi ini memungkinkan pemantauan kondisi jalan secara real-time, peringatan dini untuk kecelakaan, serta integrasi dengan kendaraan listrik dan sistem transportasi masa depan.
Korea Selatan dikenal sebagai pemimpin global dalam pengembangan teknologi transportasi canggih, termasuk pengelolaan jalan raya.
Pengalaman dan inovasi mereka dalam proyek infrastruktur skala besar menjadikan negara ini mitra yang strategis bagi Malaysia.
Diskusi teknis antara pejabat senior dari kedua negara akan segera dimulai untuk memperinci rencana kerja sama.
“Proyek ini diharapkan tidak hanya mempererat hubungan bilateral yang telah terjalin sejak 1960, tetapi juga membuka jalan bagi inisiatif serupa di sektor infrastruktur lainnya,” kata Nanta.
Kolaborasi ini sejalan dengan kebijakan pembangunan MADANI Malaysia yang menitikberatkan pada keberlanjutan dan peningkatan kualitas hidup.
Dalam jangka panjang, proyek ini diproyeksikan dapat meningkatkan konektivitas antarwilayah, menurunkan biaya logistik, dan menarik investasi asing ke sektor infrastruktur Malaysia.
Kerja sama ini menjadi bagian dari hubungan bilateral yang erat antara Malaysia dan Korea Selatan. Kedua negara telah menjalin kemitraan yang kuat dalam berbagai sektor, seperti teknologi, pendidikan, dan perdagangan.
Dengan pengembangan infrastruktur sebagai fokus baru, hubungan ini diperkirakan akan semakin solid di masa depan.
Sebagai langkah nyata, Nanta mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik, tetapi juga mencakup pelatihan tenaga kerja lokal dan transfer teknologi dari Korea Selatan ke Malaysia.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat Malaysia mendapat manfaat langsung dari proyek ini, baik melalui pekerjaan maupun peningkatan kompetensi,” ujarnya.
Inisiatif jalan raya pintar ini menjadi tonggak baru dalam hubungan Malaysia-Korea Selatan, yang tidak hanya berdampak pada sektor infrastruktur tetapi juga pada pengembangan ekonomi dan teknologi di Malaysia.
Dengan kolaborasi ini, Malaysia berpeluang memanfaatkan keunggulan Korea Selatan dalam teknologi transportasi untuk menciptakan sistem jalan raya yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan.
Seiring dimulainya diskusi teknis dan penandatanganan MoU, kedua negara diharapkan dapat mewujudkan visi bersama untuk masa depan infrastruktur yang lebih modern dan inklusif.