KabarMalaysia.com – Pada Hari Kamis (07/11/2024), Waktu setempat di Beijing disela-sela kunjungan Kerjanya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menyatakan harapannya bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS 2024 akan membawa perubahan positif dalam geopolitik global, terutama terkait konflik Gaza dan Ukraina.
Dalam konferensi pers di Beijing, Anwar Ibrahim berharap Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump akan mengambil langkah-langkah untuk menghentikan kekerasan Israel terhadap Palestina serta mendorong rekonsiliasi di Ukraina.
Trump, yang berhasil mengalahkan Kamala Harris, memenangkan 295 suara Electoral College, menandai kembalinya ia ke Gedung Putih untuk masa jabatan kedua. Kemenangan ini diharapkan Anwar Ibrahim dapat berkontribusi pada perdamaian dunia dan juga membantu stabilisasi ekonomi global.
Selain itu, Anwar Ibrahim juga mengungkapkan niatnya untuk mengundang Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN dan ASEAN-Gulf Cooperation Council Plus Tiongkok di Kuala Lumpur tahun depan. Hal ini terkait dengan Malaysia yang akan memimpin ASEAN mulai Januari 2025.
Dalam pidatonya, Anwar Ibrahim menekankan pentingnya peran AS dalam proses perdamaian dunia. Ia menyatakan harapan besar agar Trump, dengan kepemimpinan barunya, bisa merumuskan kebijakan luar negeri yang lebih berimbang, terutama dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah dan Eropa Timur.
Konflik berkepanjangan di Gaza telah mengakibatkan banyak korban jiwa dan penderitaan, sementara konflik di Ukraina berpotensi memperburuk situasi ekonomi global, termasuk mengganggu stabilitas pasokan energi dan pangan dunia.
Dengan posisinya sebagai pemimpin negara yang akan menjadi ketua ASEAN, Anwar Ibrahim menegaskan bahwa Malaysia akan memainkan peran aktif dalam menjaga stabilitas kawasan. Ia berharap Trump, sebagai pemimpin negara besar seperti AS, bisa bersinergi dengan negara-negara di Asia Tenggara dalam menjaga perdamaian dan kemakmuran di kawasan.
Trump, yang memenangkan pemilu dengan selisih suara signifikan, sebelumnya dikenal dengan kebijakan luar negerinya yang kontroversial, termasuk keputusannya menarik Amerika Serikat dari beberapa perjanjian internasional penting dan pendekatannya terhadap Timur Tengah.
Namun, Anwar Ibrahim optimis bahwa di masa jabatan keduanya, Trump akan lebih berfokus pada diplomasi dan penyelesaian konflik dengan pendekatan yang lebih damai dan konstruktif.
Pertemuan Anwar Ibrahim dengan Presiden Xi Jinping juga menjadi sorotan penting dalam kunjungannya ke Cina. Kerja sama antara Malaysia dan Tiongkok dinilai sangat strategis, terutama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Anwar Ibrahim berharap Xi Jinping dapat hadir dalam KTT ASEAN tahun depan, yang diharapkan dapat mempererat kerja sama ekonomi dan keamanan di kawasan Asia.
Kunjungan Anwar Ibrahim ke Cina selama empat hari ini diharapkan membawa berbagai peluang baru dalam memperkuat hubungan bilateral antara Malaysia dan Tiongkok, termasuk dalam bidang perdagangan, pendidikan, dan teknologi.
Selain itu, Anwar Ibrahim juga menggarisbawahi pentingnya dialog terbuka antara ASEAN dan kekuatan besar dunia seperti AS dan Tiongkok dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global.
Sebagai kesimpulan, kemenangan Donald Trump dipandang sebagai momen penting yang diharapkan membawa angin segar bagi proses perdamaian di berbagai belahan dunia.
Anwar Ibrahim optimis bahwa kerja sama internasional yang kuat, terutama antara AS dan negara-negara Asia, dapat membantu mengatasi berbagai tantangan global, baik dalam bidang