KabarMalaysia.com – KUALA LUMPUR, Pada Hari Selasa (26/11/2024), Polis Diraja Malaysia berhasil menangkap seorang pria dan wanita asing yang diduga terlibat dalam sindikat perdagangan narkoba internasional.
Penangkapan ini dilakukan melalui operasi Penyelidikan sejak pekan lalu, dan Penggerebekan di sebuah rumah kos di Sekinchan, Sabak Bernam. Dari operasi tersebut, pihak berwenang menyita sabu dengan nilai pasar diperkirakan mencapai MYR3,3 juta.
Direktur Departemen Investigasi Kriminal Narkotika (JSJN) Bukit Aman, Datuk Seri Khaw Kok Chin, dalam konferensi pers kemarin, mengungkapkan bahwa penggerebekan tersebut berlangsung sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Saat itu, polisi menemukan tiga bungkus plastik sabu dengan berat 83,15 gram di lokasi penangkapan.
Setelah penangkapan awal, tersangka membawa polisi ke sebuah rumah lain di Sungai Air Tawar. Di sana, ditemukan 91 paket plastik sabu dengan berat total 94,96 kilogram, yang disembunyikan dalam bagasi mobil.
Datuk Seri Khaw menjelaskan bahwa pasangan tersebut berperan sebagai “pengangkut” dan “penjaga toko” dalam jaringan sindikat.
Mereka diduga memperoleh narkoba dari wilayah utara Malaysia dan kemudian mengirimkannya ke Indonesia melalui jalur laut. “Mereka menerima pembayaran sekitar MYR140.000 untuk setiap pengiriman,”tambahnya.
Polisi mengungkapkan bahwa tersangka pria, yang berstatus menikah dan bekerja sebagai mekanik, memiliki dua catatan kriminal serta lima pelanggaran terkait narkoba sebelumnya.
Sementara itu, hasil tes urine menunjukkan bahwa kedua tersangka positif mengonsumsi metamfetamin.
Pasangan tersebut diyakini telah aktif menjalankan operasi ini selama tiga bulan terakhir.
Mereka kini ditahan berdasarkan Pasal 39B Undang-Undang Obat Berbahaya Tahun 1952, yang memungkinkan hukuman berat bagi pengedar narkoba.
Masa penahanan awal mereka berlangsung dari 22 hingga 27 November untuk penyelidikan lebih lanjut.
Dalam upaya memberantas perdagangan narkoba lintas batas, polisi Malaysia berencana meningkatkan kerja sama dengan pihak berwenang Indonesia. Datuk Seri Khaw menyatakan bahwa koordinasi kedua negara sangat penting dalam menghadapi kasus semacam ini.
“Kami selalu berkoordinasi dengan kepolisian Indonesia, baik untuk kasus ini maupun yang lainnya,” jelasnya.
Pertemuan antara kedua otoritas akan diadakan mulai besok hingga 30 November mendatang untuk memperkuat pertukaran informasi dan strategi bersama dalam memerangi perdagangan narkoba serta kejahatan terorganisir lainnya.
Operasi ini menyoroti keberhasilan Malaysia dalam menekan jaringan perdagangan narkoba yang memanfaatkan lokasi geografis strategis negara tersebut sebagai jalur transit utama.
Namun, tantangan tetap besar karena sindikat internasional terus mencari cara baru untuk menghindari deteksi.
Kasus ini sekaligus menjadi pengingat bahwa kolaborasi antara negara tetangga, seperti Malaysia dan Indonesia, sangat krusial untuk membongkar jaringan lebih besar di balik operasi semacam ini.
Selain itu, penangkapan ini menunjukkan tekad polisi Malaysia untuk menindak tegas aktivitas yang mengancam keamanan regional.
Penangkapan dan penyitaan besar seperti ini diharapkan dapat memberikan efek jera kepada pelaku dan membantu memutus rantai distribusi narkoba di Asia Tenggara.