KabarMalaysia.com – JAKARTA, Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia terus memperkuat kerja sama dengan Kepolisian Kerajaan Malaysia (Polis Diraja Malaysia/PDRM) dalam upaya menghentikan jaringan narkoba lintas negara, khususnya di wilayah perbatasan.
Hal ini menjadi fokus utama pertemuan antara kedua lembaga di Jakarta, Pada Hari Jumat (29/11/2024).
Kepala BNN RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom, menegaskan bahwa penguatan kolaborasi strategis, terutama dalam pertukaran informasi intelijen, menjadi langkah penting untuk melumpuhkan jaringan peredaran narkotika yang semakin kompleks.
“Kolaborasi antarnegara adalah kunci dalam menghadapi tantangan global terkait pemberantasan narkotika. Kami menyambut baik inisiatif kunjungan dari PDRM dan berharap kerja sama ini terus berkembang, khususnya melalui operasi gabungan dan pelatihan terpadu di perbatasan Indonesia-Malaysia,” ujar Marthinus.
Dalam pertemuan tersebut, Pengarah Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik (JSJN) PDRM, Datuk Seri Khaw Kok Chin, menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya permasalahan narkotika di Malaysia, terutama di kalangan anak muda.
“Masalah ini semakin memprihatinkan. Oleh karena itu, pertukaran informasi intelijen yang efektif menjadi kunci untuk membongkar sindikat narkoba internasional,” kata Khaw Kok Chin.
Ia berharap sinergi antara BNN RI dan PDRM dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dalam memberantas narkotika, khususnya di wilayah perbatasan darat, laut, dan udara.
Pertemuan ini menandai langkah baru dalam memperkuat sinergi antarnegara untuk menghadapi tantangan global terkait pemberantasan narkoba. Kedua lembaga sepakat untuk mengembangkan kerja sama intelijen, operasi gabungan, serta pelatihan khusus bagi aparat di lapangan.
Indonesia dan Malaysia memiliki perbatasan yang luas, yang sering dimanfaatkan oleh sindikat narkoba internasional sebagai jalur penyelundupan. Peningkatan pengawasan di titik-titik rawan, seperti jalur laut di Selat Malaka dan daratan Kalimantan, menjadi prioritas bersama.
“Kami juga akan meningkatkan koordinasi di wilayah-wilayah perbatasan dengan memperkuat sistem deteksi dini dan respons cepat terhadap pergerakan jaringan narkoba,” tambah Marthinus.
Selain kerja sama internasional, BNN RI tetap fokus pada upaya menekan angka penyalahgunaan narkotika di dalam negeri. Data BNN menunjukkan bahwa pada 2023, angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai 1,7 persen dari total populasi, atau sekitar 3,33 juta orang.
“Jumlah ini sangat besar dan menjadikan Indonesia pasar potensial bagi sindikat narkoba. Lebih memprihatinkan lagi, sebanyak 312 ribu di antaranya adalah anak-anak dan remaja, bahkan beberapa mulai menggunakan narkoba di usia 10 tahun,” ungkap Marthinus.
Menurutnya, sindikat narkoba menggunakan berbagai cara untuk menjerat masyarakat, dengan memasarkan narkotika seolah-olah menjadi solusi atas masalah kehidupan.
Hal ini menjadi tantangan besar bagi BNN dan seluruh elemen bangsa untuk melindungi generasi muda.
BNN terus mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bahaya narkoba melalui kampanye, penyuluhan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan komunitas lokal.
Selain itu, penegakan hukum terhadap pelaku peredaran gelap narkotika dilakukan tanpa toleransi.
Kerja sama dengan Malaysia juga mencakup peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparat, baik melalui pelatihan teknis maupun pengembangan teknologi untuk melacak jaringan narkotika.
Kolaborasi antara BNN RI dan PDRM diharapkan mampu mengurangi dampak buruk narkoba di kedua negara. Kerja sama yang solid di wilayah perbatasan menjadi kunci dalam melumpuhkan jaringan sindikat narkoba yang memanfaatkan celah hukum dan geografi.
“Kami optimistis, dengan dukungan dari berbagai pihak dan masyarakat, Indonesia dapat terus menurunkan angka penyalahgunaan narkoba, sekaligus mempersempit ruang gerak para bandar narkotika internasional,” tutup Marthinus.
Dengan komitmen bersama yang kuat, Indonesia dan Malaysia menunjukkan keseriusannya dalam memerangi ancaman narkotika yang tidak hanya merusak individu, tetapi juga masa depan bangsa.