KabarMalaysia.com – Di tengah meningkatnya fokus global terhadap isu dekarbonisasi dan keberlanjutan, bisnis di Malaysia memiliki peluang besar untuk menjadi penyedia utama solusi berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance).
Hal ini ditegaskan oleh Matthias Gelber, Co-Founder ESG Innovation Hub Filipina, dalam acara ESG Summit yang digelar oleh *The Star Media Group* Pada Tanggal 6-7 November 2024 di Malaysia.
Dalam diskusi berjudul “ESG Disclosure to ESG Innovation: Delivering Real Positive Environmental and Social Impacts,” Gelber menyatakan bahwa dekade ini akan menjadi titik kritis bagi perusahaan yang ingin menyesuaikan diri dengan tuntutan dekarbonisasi.
“Ada banyak sekali peluang bagi perusahaan di Malaysia untuk menjual teknologi yang membantu bisnis lain mencapai target ESG mereka,” ungkapnya.
Gelber menyebutkan bahwa salah satu sektor yang memiliki potensi besar adalah sistem manajemen energi, yang membantu perusahaan memantau dan mengurangi konsumsi energi.
Dalam konteks ini, banyak perusahaan di Malaysia bisa menjadi pionir dalam menawarkan teknologi yang membantu transisi menuju energi terbarukan. Menurutnya, perusahaan yang mampu memberikan solusi praktis seperti ini akan berada di garis depan perubahan dan sekaligus menarik investasi internasional.
Ia juga menyoroti pentingnya teknologi yang mendukung ekonomi sirkular dan pengurangan limbah.
“Mungkin ini adalah teknologi yang membantu perusahaan mendaur ulang lebih banyak atau menemukan kegunaan baru untuk material lama,” tambahnya. Penerapan teknologi ini bisa sangat penting dalam konteks industri manufaktur dan pertanian di Malaysia, yang berperan besar dalam perekonomian negara.
Sektor lain yang dipandang Gelber sebagai “sarang peluang dekarbonisasi” adalah pusat data. Pusat data dikenal sebagai fasilitas yang memerlukan konsumsi energi sangat tinggi, terutama untuk kebutuhan pendinginan server.
Gelber mendorong perusahaan lokal untuk mengadopsi teknologi pendinginan canggih, seperti pendinginan cair, AC hemat energi, dan integrasi sumber energi terbarukan seperti panel surya dan turbin angin kecil.
Ia mencontohkan sebuah kisah sukses di Malaysia di mana sebuah pusat perbelanjaan berhasil menghemat hingga 18% dari tagihan listriknya dengan mengadopsi energi terbarukan.
Menurut Gelber, solusi-solusi semacam ini menawarkan pengembalian investasi (ROI) yang cepat tanpa memerlukan penghentian operasi bisnis.
Gelber juga menekankan bahwa adopsi inisiatif berbasis ESG bukan hanya langkah untuk memenuhi standar keberlanjutan, tetapi juga strategi untuk mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar global.
“Menjadi bagian dari transisi ini bukan hanya tentang berbuat baik. Ini tentang tetap relevan dan kompetitif,” tegasnya.
Dengan pasar global yang semakin mendorong standar ESG sebagai syarat investasi dan kemitraan, perusahaan-perusahaan Malaysia yang mampu berinovasi dalam hal ini akan memiliki peluang lebih besar untuk mengamankan investor, pelanggan, dan mitra bisnis di masa depan.
Salah satu sponsor ESG Summit, Heineken Malaysia, turut menggarisbawahi komitmennya terhadap prinsip-prinsip ESG. Melalui strategi “Brew a Better World”, perusahaan ini berfokus pada pencapaian net zero, pengelolaan air, dan dukungan terhadap komunitas lokal.
Kolaborasi dengan pemangku kepentingan utama di Malaysia diharapkan dapat memperkuat posisi Heineken dalam memimpin praktik bisnis berkelanjutan di industri makanan dan minuman.
Sebagai salah satu industri besar yang mengandalkan air sebagai bahan baku utama, pengelolaan sumber daya ini menjadi fokus penting bagi Heineken dalam memastikan keberlanjutan operasional mereka di masa depan.
ESG Summit ini diselenggarakan oleh Star Media Group Bhd dengan dukungan beberapa pemain industri besar seperti Sime Darby Property Bhd sebagai Mitra Keanekaragaman Hayati Perkotaan.
Perusahaan lain seperti Saxon Renewables dan Zurich Malaysia turut menjadi sponsor dalam acara tersebut, menunjukkan bahwa banyak sektor di Malaysia kini berkomitmen mendukung inovasi berbasis ESG.
Acara ini berhasil menghadirkan beragam perspektif dari para pemimpin industri dan pemerhati keberlanjutan, mencerminkan bahwa Malaysia berada di jalur yang tepat dalam memanfaatkan peluang besar di pasar solusi ESG, terutama di tengah peningkatan global terhadap dekarbonisasi.
Melalui berbagai inovasi dan kolaborasi lintas sektor, Malaysia berpeluang tidak hanya memimpin dalam penerapan ESG di Asia Tenggara, tetapi juga menjadi contoh global bagi negara-negara berkembang lainnya yang berupaya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan tanggung jawab lingkungan.