KabarMalaysia.com – Malaysia sedang mempersiapkan Anggaran Rencana Pembangunan Malaysia ke-13 untuk periode 2025-2030 dengan fokus utama pada transisi menuju ekonomi rendah karbon. (05/11/2024)
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Ekonomi, Datuk Nor Azmie Diron, perubahan model bisnis yang terintegrasi dengan sektor energi terbarukan akan menjadi salah satu pilar utama dalam mendukung perkembangan ekonomi negara.
Langkah ini akan mencakup sektor-sektor penting seperti minyak dan gas serta layanan dan peralatan minyak dan gas (OGSE).
Dalam pidato utamanya di Forum Cetak Biru OGSE Nasional 2024, yang disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Datuk Luqman Ahmad, Nor Azmie mengungkapkan bahwa dengan adanya Rencana Malaysia ke-13 dan Anggaran 2025, Pemerintah Malaysia semakin memperkuat komitmennya untuk menciptakan masa depan yang bebas karbon.
Langkah ini tidak hanya akan berdampak pada industri energi, tetapi juga akan memengaruhi rantai pasokan OGSE secara keseluruhan. Nor Azmie juga menekankan pentingnya keberlanjutan dan transisi ke energi bersih untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Selaras dengan kebijakan domestik, Malaysia juga memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas, seperti Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
Posisi baru Malaysia sebagai mitra BRICS juga dipandang sebagai peluang besar untuk memperluas pasar dan menggandeng mitra internasional. Nor Azmie mengajak sektor bisnis, khususnya OGSE, untuk melihat ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan jaringan bisnis dan memasuki pasar baru yang lebih luas.
Lebih lanjut, Nor Azmie mengingatkan sektor OGSE untuk memanfaatkan dukungan dan layanan yang tersedia melalui Malaysia Petroleum Resources Corporation (MPRC) dan Cetak Biru OGSE.
Pemerintah akan terus berkolaborasi dengan MPRC untuk memastikan inisiatif yang diluncurkan dapat membantu sektor OGSE dalam beradaptasi dengan transisi energi dan mencapai aspirasi pemerintah terkait pengurangan emisi karbon.
“Industri minyak dan gas telah lama menjadi tulang punggung ekonomi Malaysia. Tidak hanya memberikan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong pembangunan infrastruktur,” ujar Nor Azmie.
Namun, seiring dengan perubahan global yang cepat, industri ini perlu bertransformasi untuk memenuhi tuntutan ekonomi rendah karbon di masa depan.
Sebagai bagian dari strategi ini, sektor OGSE akan didorong untuk berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan ekonomi digital dan ramah lingkungan.
Pemerintah berkomitmen untuk menyediakan lingkungan yang mendukung dengan kebijakan yang jelas dan dukungan kelembagaan untuk memastikan keberlanjutan transisi energi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Sektor OGSE, yang menjadi penopang utama ekonomi Malaysia selama ini, akan berperan penting dalam proses transisi ini.
Oleh karena itu, pemerintah mengajak sektor ini untuk meningkatkan investasi pada teknologi hijau dan energi terbarukan guna memitigasi dampak perubahan iklim dan menciptakan peluang baru bagi perekonomian negara.
Selain itu, Nor Azmie menekankan bahwa sektor ini tidak hanya harus menghadapi tantangan transisi energi tetapi juga memastikan keberlanjutan ekonomi dalam jangka panjang.
Penerapan teknologi yang lebih ramah lingkungan dan efisien akan membuka ruang bagi inovasi baru, meningkatkan daya saing, dan menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor-sektor teknologi hijau dan energi terbarukan.
Melalui upaya-upaya ini, pemerintah Malaysia berharap dapat memastikan bahwa transisi menuju ekonomi rendah karbon akan berjalan dengan lancar dan membawa manfaat ekonomi yang signifikan, baik untuk sektor energi maupun seluruh perekonomian negara secara keseluruhan.