KABARMALAYSIA.COM – Pemerintah Malaysia tidak berencana untuk menerapkan kembali pembatasan Covid-19, seperti perintah kontrol pergerakan (MCO), meskipun kasus infeksi terus meningkat. Hal ini diumumkan oleh Menteri Kesehatan Dzulkefly Ahmad dalam sebuah konferensi pers pada Senin (18/12/2023).
Dzulkefly menyatakan bahwa meskipun jumlah infeksi meningkat, situasinya tetap terkendali berkat lima poin rencana manajemen Covid-19 yang diperkuat oleh kementerian kesehatan. Rencana tersebut mencakup pelacakan masyarakat melalui sistem TRIIS (test, report, isolate, inform, and seek), pemantauan fasilitas kesehatan, dan digitalisasi manajemen pandemi melalui aplikasi MySejahtera.
Menurut Dzulkefly, situasi saat ini tidak memberikan beban yang berat pada fasilitas kesehatan. Dia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga jarak, menjaga kebersihan, menggunakan masker di tempat-tempat ramai, dan mendapatkan suntikan penguat, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.
Selama minggu ke-10 hingga ke-16 Desember, tercatat 20.696 kasus Covid-19 di Malaysia, meningkat sebanyak 62 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Sebagian besar kasus tersebut, sekitar 97 persen, dikategorikan sebagai berisiko rendah, yakni tanpa gejala (kategori satu) atau dengan gejala ringan (kategori dua). Hingga saat ini, sudah terdapat 28 kasus kematian yang dilaporkan.
Dzulkefly menyatakan bahwa pemerintah sudah siap menghadapi kemungkinan lonjakan kasus Covid-19, dan kementerian kesehatan terus memantau dan mengelola kapasitas rumah sakit yang ada. Sementara itu, pasokan vaksin Covid-19 di Malaysia dikatakan cukup untuk mereka yang ingin mendapatkan vaksinasi atau dosis penguat.
Pemerintah Malaysia juga sedang berupaya untuk mendapatkan vaksin Covid-19 terbaru dari Pfizer, yang telah diperbarui untuk mengatasi varian penyakit yang sedang beredar maupun yang baru muncul.