KABARMALAYSIA.COM — Pemerintah pusat dan negara bagian telah mengerahkan seluruh aset bantuan bencana untuk 13 lokasi yang terdampak banjir di Sarawak. Hingga siang ini, lebih dari 6.700 orang telah terpengaruh oleh bencana tersebut.
Wakil Perdana Menteri, Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, menyampaikan bahwa lebih dari 50 pusat bantuan telah dibuka di Sarawak untuk menampung para korban banjir. Hal ini dilakukan sebagai upaya cepat tanggap dalam memberikan perlindungan sementara bagi warga yang terdampak.
“Selain itu, Badan Pengelola Bencana Nasional (NADMA) juga akan bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk Kementerian Pendidikan, untuk mencari sekolah-sekolah dan balai komunitas yang terletak di daerah yang lebih tinggi. Tempat-tempat tersebut akan difungsikan sebagai pusat-pusat bantuan tambahan,” ujar Ahmad Zahid dalam sebuah konferensi pers.
Lebih lanjut, Ketua Komite Pengelola Bencana Nasional ini mengatakan bahwa pihaknya juga tengah memantau kebutuhan pembangunan jembatan Bailey di daerah-daerah yang akses transportasinya terhambat akibat banjir. Untuk itu, pihaknya telah berdiskusi dengan Korps Insinyur Kerajaan mengenai persiapan pembangunan jembatan sementara tersebut.
“Kami telah melakukan diskusi dengan Korps Insinyur Kerajaan terkait persiapan untuk pembangunan jembatan Bailey di lokasi-lokasi yang terdampak,” tambahnya.
Ahmad Zahid juga mengungkapkan bahwa sistem peringatan dini telah diaktifkan untuk memberikan notifikasi setidaknya tiga hari sebelum peristiwa pasang tinggi. Sistem ini diharapkan dapat membantu proses evakuasi dan memberikan kesempatan bagi warga untuk mengamankan dokumen dan barang-barang penting mereka.
Terkait dengan banjir yang melanda, Ahmad Zahid mencatat bahwa 13 stasiun meteorologi telah melaporkan rata-rata curah hujan harian melebihi 20 milimeter (mm). Hal ini menunjukkan intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah tersebut.
“Sebagai pengingat, musim Monsun Timur Laut akan berlangsung hingga akhir Maret, dan kami berharap semua pihak, terutama yang berada di daerah berisiko tinggi, tetap waspada dan siap siaga,” tutupnya.