KabarMalaysia.com – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Achmad Kartiko, menyambut kunjungan kehormatan dari perwakilan Polis Di Raja Malaysia (PDRM) dan Konsulat Jenderal Malaysia di Medan, pada Selasa (22/10/2024), di ruang kerja Kapolda Aceh, Gedung Satya Haprabu, Mapolda Aceh. Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mempererat kerja sama antara Polda Aceh dan PDRM, khususnya dalam aspek penegakan hukum yang berkaitan dengan kejahatan lintas negara.
Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Kombes Pol Joko Krisdiyanto, menjelaskan bahwa pertemuan tersebut menyoroti sejumlah tantangan kejahatan transnasional yang sering terjadi di wilayah perbatasan Aceh dan Malaysia. Kejahatan-kejahatan seperti perdagangan narkoba, penyelundupan manusia, dan penyelundupan barang ilegal menjadi fokus utama dalam diskusi strategis antara kedua pihak.
Fokus Utama: Perdagangan Narkoba dan Penyelundupan
Polda Aceh dan Polis Di Raja Malaysia (PDRM) sepakat untuk meningkatkan sinergi guna menangani kejahatan lintas negara yang terus berkembang, terutama di wilayah perbatasan yang menjadi jalur strategis bagi kegiatan ilegal. “Kunjungan ini memperkuat jaringan kerja sama antara Polis Diraja Malaysia (PDRM) dan Polri, khususnya Polda Aceh, dalam upaya penegakan hukum dan keamanan di wilayah perbatasan,” ujar Kombes Pol Joko Krisdiyanto.
Joko menambahkan, hubungan yang semakin erat antara PDRM dan Polda Aceh diharapkan dapat memperkuat penanganan ancaman kejahatan lintas negara, terutama yang terjadi di sepanjang perbatasan. Perdagangan narkoba, misalnya, menjadi salah satu permasalahan utama yang sering terjadi di jalur Aceh-Malaysia. “Rute peredaran narkoba dari kawasan Segitiga Emas seringkali melintasi Malaysia sebelum masuk ke Indonesia melalui Aceh. Ini memerlukan kerja sama yang lebih erat antara kedua negara untuk memutus jaringan narkotika internasional ini,” tambah Joko.
Selain perdagangan narkoba, penyelundupan barang ilegal dan perdagangan manusia juga menjadi perhatian serius. Kedua belah pihak menyadari bahwa penegakan hukum di wilayah perbatasan memerlukan strategi yang lebih canggih dan kolaborasi erat untuk menangani modus-modus baru yang digunakan oleh jaringan kejahatan transnasional.
Komitmen PDRM (Polis Di Raja Malaysia) dan Polda Aceh untuk Stabilitas Keamanan Perbatasan
Dalam pertemuan tersebut, Kapolda Aceh didampingi oleh sejumlah pejabat utama Polda Aceh, seperti Direktur Reserse Narkoba (Dirresnarkoba), Direktur Intelijen dan Keamanan (Dirintelkam), serta Kapolresta Banda Aceh. Kehadiran para pejabat penting ini menandakan keseriusan Polda Aceh dalam menanggulangi kejahatan lintas negara, terutama yang berkaitan dengan peredaran narkoba yang meresahkan wilayah perbatasan.
Dari pihak PDRM, kunjungan ini diwakili oleh Timbalan Pengarah DCP Dato Zainudin bin Ahmad dan Perwira Polis (PP) PDRM ASP Ahmad Shahir Abdullah. Dalam sambutannya, Dato Zainudin menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat yang diberikan oleh Kapolda Aceh dan jajarannya. Ia juga menegaskan komitmen PDRM untuk terus memperkuat hubungan kerja sama dengan Polri, terutama dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah perbatasan dan menangani ancaman kejahatan lintas negara.
“Kami sangat menghargai kerja sama yang telah terjalin selama ini antara PDRM dan Polda Aceh. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat penegakan hukum di wilayah perbatasan, khususnya dalam menghadapi tantangan modern seperti perdagangan narkoba, penyelundupan, dan kejahatan terorganisir lainnya,” ujar Dato Zainudin.
Langkah Strategis untuk Menghadapi Kejahatan Transnasional
Kunjungan perwakilan Polis Di Raja Malaysia (PDRM) ke Aceh ini juga menjadi langkah strategis dalam memperkokoh hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, terutama dalam menghadapi ancaman kejahatan lintas negara yang semakin kompleks. Dengan meningkatnya kejahatan terorganisir yang melibatkan jaringan internasional, kolaborasi antara Polda Aceh dan PDRM dianggap sangat penting dalam menciptakan keamanan yang lebih baik di wilayah perbatasan.
Pihak Polis Di Raja Malaysia (PDRM) dan Polda Aceh sepakat untuk meningkatkan pertukaran informasi intelijen, berbagi pengalaman, serta memperkuat pelatihan bersama guna meningkatkan kemampuan aparat penegak hukum dalam menghadapi ancaman kejahatan yang terus berevolusi. Kolaborasi ini juga meliputi peningkatan patroli gabungan di wilayah-wilayah perbatasan laut yang rentan terhadap aktivitas penyelundupan.
Penanganan kejahatan lintas negara, terutama perdagangan narkoba, membutuhkan kolaborasi yang kuat dari kedua belah pihak. Rute-rute penyelundupan yang melibatkan perbatasan laut antara Aceh dan Malaysia sering dimanfaatkan oleh jaringan kriminal internasional untuk mengedarkan narkotika dan barang-barang ilegal lainnya. Dengan kerja sama yang lebih intensif, baik Polda Aceh maupun PDRM berharap dapat memutus rantai distribusi narkotika yang melintasi wilayah tersebut.
Dampak Positif Kerja Sama PDRM dan Polda Aceh
Kerja sama yang terjalin antara Polis Di Raja Malaysia (PDRM) dan Polri, khususnya Polda Aceh, tidak hanya akan meningkatkan efektivitas penegakan hukum, tetapi juga memperkuat stabilitas keamanan di kawasan. Dengan adanya pertukaran informasi yang lebih cepat dan akurat, kedua belah pihak dapat melakukan tindakan pencegahan lebih dini terhadap ancaman kejahatan lintas negara. “Dengan sinergi yang semakin kuat, kita berharap penegakan hukum di wilayah perbatasan akan lebih efektif dan mampu mengurangi kejahatan lintas negara secara signifikan,” kata Kombes Pol Joko.
Selain itu, kerja sama ini juga diharapkan dapat meminimalkan dampak sosial dan ekonomi dari kejahatan lintas negara, seperti perdagangan manusia dan narkotika, yang seringkali menimbulkan penderitaan bagi masyarakat di kedua negara.
Kunjungan ini merupakan langkah nyata dalam memperkuat hubungan antara Polis Di Raja Malaysia (PDRM) dan Polda Aceh dalam menghadapi berbagai tantangan kejahatan modern yang semakin kompleks. Dengan adanya peningkatan kerja sama ini, diharapkan penegakan hukum di wilayah perbatasan, khususnya di Aceh, dapat berjalan lebih efektif dan efisien, serta mampu menciptakan stabilitas keamanan yang lebih baik di kawasan perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Kolaborasi ini menjadi pondasi penting dalam upaya bersama untuk menanggulangi kejahatan lintas negara, yang semakin membutuhkan kerja sama lintas batas.