KabarMalaysia.com – KUALA LUMPUR, Pada Hari Kamis (28/11/2024), Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru menggelar pertemuan koordinasi penting guna membahas pelaksanaan Program Special Border Treatment (SBT), sebuah inisiatif yang dirancang untuk mempererat hubungan pariwisata antara Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dan Negeri Johor, Malaysia.
Konsul Jenderal RI Johor Bahru, Sigit S. Widiyanto, dalam keterangannya menjelaskan bahwa SBT bertujuan memberikan insentif kepada penduduk kedua wilayah melalui perlakuan istimewa saat berkunjung ke masing-masing daerah. Insentif ini mencakup potongan harga di hotel, restoran, destinasi wisata, hingga pusat perbelanjaan.
“Sebagai contoh, warga Kepri yang menunjukkan KTP saat berkunjung ke Johor dapat menikmati diskon khusus di hotel atau restoran. Begitu pula sebaliknya, penduduk Johor akan mendapatkan perlakuan serupa ketika berada di Kepri,” ujar Sigit.
Program SBT ini didesain untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di kedua wilayah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau, hingga September 2024, tercatat 231.362 wisatawan Malaysia mengunjungi Kepri.
Sementara itu, data Tourism Johor menunjukkan jumlah kunjungan pelawat asing asal Indonesia ke Negeri Johor mencapai 1.003.179 orang pada periode yang sama.
Sigit menekankan bahwa implementasi program ini dapat menjadi platform promosi bersama untuk meningkatkan sektor pariwisata di Kepri dan Johor.
“Program SBT ini dapat menjadi dorongan khusus (special booster) bagi Kepulauan Riau untuk mencapai target tiga juta kunjungan wisatawan asing pada tahun 2024,” tambahnya.
Pertemuan koordinasi ini melibatkan berbagai pihak dari industri pariwisata kedua wilayah. Dari Kepri, hadir Kepala Dinas Pariwisata, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah, serta perwakilan asosiasi seperti ASITA, ASTINDO, ASPABRI, dan HPI. Sementara dari Johor, hadir Pengarah Tourism Malaysia untuk wilayah selatan dan Tourism Johor.
Pertemuan ini juga melibatkan partisipasi daring dari Kementerian Pariwisata RI serta Direktorat Asia Tenggara, Kementerian Luar Negeri.
“Dukungan lintas sektor ini penting untuk memastikan keberhasilan implementasi SBT. Semua pihak memiliki peran signifikan dalam mempromosikan program ini,” jelas Sigit.
Sebagai langkah awal, kedua pihak sepakat membentuk tim khusus (taskforce) yang bertugas mengidentifikasi peserta program SBT, termasuk pelaku industri yang berminat bergabung.
Program SBT direncanakan diluncurkan secara resmi pada ASEAN Tourism Forum yang akan diselenggarakan di Johor Bahru pada Januari 2025. Peluncuran ini diharapkan menjadi momen penting untuk memperkenalkan program tersebut ke level regional sekaligus mempertegas komitmen Kepri dan Johor dalam memajukan pariwisata.
“Kami berharap SBT tidak hanya meningkatkan kunjungan wisatawan tetapi juga memperkuat hubungan sosial-ekonomi antara penduduk Kepri dan Johor,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri.
Program SBT diharapkan dapat menjadi model kerja sama regional yang inovatif, dengan manfaat langsung bagi penduduk lokal. Selain meningkatkan kunjungan wisatawan, program ini juga diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan bagi pelaku industri pariwisata di kedua wilayah.
Inisiatif ini menunjukkan bagaimana diplomasi konsuler dan kerja sama lintas batas dapat berkontribusi pada pengembangan ekonomi kreatif dan sektor pariwisata. Dengan sinergi yang solid, Kepri dan Johor siap menghadirkan pengalaman wisata yang lebih menarik bagi para pelancong dari kedua negara.
“SBT adalah langkah nyata untuk menjadikan pariwisata sebagai penghubung erat antara Indonesia dan Malaysia,” tutup Sigit.