KABARMALAYSIA.COM – Lebih dari 1.000 warga negara asing (WNA) yang tidak memiliki dokumen sah ditangkap dalam operasi penertiban yang dilakukan di Malaysia. Operasi ini melibatkan lebih dari 1.000 personel lintas lembaga dengan tujuan memberantas aktivitas kriminal terkait imigran ilegal di negara tersebut.
Dilansir dari Malay Mail dan The Star, operasi ini dilakukan di area Jalan Silang dan sekitar Kota Raya, yang terletak di ibu kota Kuala Lumpur, pada hari Kamis (21/12). Lebih dari 60 lokasi di kedua area tersebut diperiksa dalam operasi gabungan yang melibatkan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Ketertiban Umum Bukit Aman.
Operasi ini melibatkan 1.138 personel dari Brigade Pusat Pasukan Operasi Umum, Unit Cadangan Federal, Departemen Bea Cukai, Departemen Imigrasi, dan Balai Kota Kuala Lumpur.
Kepala Kepolisian Kuala Lumpur, Komisioner Datuk Allaudeen Abdul Majid, mengatakan bahwa lebih dari 1.101 WNA yang tidak memiliki dokumen sah dari berbagai negara telah ditangkap. Beberapa orang mencoba melarikan diri, tetapi berhasil ditangkap karena ada pemblokiran yang baik di area tersebut.
Para WNA yang ditangkap akan diserahkan kepada Departemen Imigrasi untuk ditindaklanjuti. Mayoritas dari mereka bekerja dan tinggal di area tersebut, sementara beberapa ada di sana untuk tujuan lainnya.
Operasi ini bertujuan untuk memberantas aktivitas kriminal yang melibatkan WNA dalam area tersebut, termasuk Kota Raya. Selain penangkapan imigran ilegal, juga dilakukan penyitaan terhadap barang-barang selundupan senilai 104.530 Ringgit atau sekitar Rp 347,2 juta. Barang-barang tersebut termasuk 100 karton rokok, 80 karton minuman beralkohol, dan obat-obatan ilegal yang dibawa masuk ke Malaysia tanpa persetujuan Kementerian Kesehatan.
Allaudeen menambahkan bahwa obat-obatan ilegal tersebut sebagian besar berasal dari Nepal dan Bangladesh, dan akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut terkait cara penyelundupannya.
Pedagang lokal di area Jalan Silang menyambut baik operasi penertiban ini. Beberapa pedagang mengeluhkan masalah yang disebabkan oleh imigran ilegal, seperti keributan dan kerusakan properti.
Area tersebut diyakini memiliki banyak imigran ilegal yang diperkerjakan oleh bisnis lokal. Pedagang lokal menyoroti kurangnya penghormatan dari imigran terhadap masyarakat lokal, serta perlunya lebih banyak operasi penertiban untuk menjaga kebersihan dan keamanan area tersebut.
Seorang pedagang lokal juga mengungkapkan bahwa gelombang imigran asing di area tersebut telah meningkat sejak tahun 2015, dan banyak dari mereka berasal dari Bangladesh. Area tersebut bahkan dijuluki “Mini Dhaka” karena banyaknya warga Bangladesh yang tinggal di sana.